Saat sinar senja menyentuh kulit dan aroma laut bercampur dengan semilir angin tropis—Via hadir seperti bunga yang sedang mekar, tak memaksa, tapi mencuri perhatian.
Balutan motif bunga berwarna cerah di tubuhnya bukan sekadar gaya, tapi pesan: bahwa kelembutan bisa menjadi bentuk godaan paling halus, dan warna bisa menjadi senjata paling menggoda.
Read MoreAda janji yang tak pernah dilafalkan,
namun semesta mencatatnya dalam desir angin dan debur laut.
Bukan lewat kata,
tapi lewat cara matamu menatapku saat dunia terasa hening.
Di antara langit biru dan samudra yang tak bertepi,
aku melangkah dengan hati yang tak lagi ragu.
Gaun ini bukan sekadar kain,
tapi saksi bisu dari rasa yang telah lama menetap—dan tak ingin pergi.
Banyak yang nanya… “Via itu umur berapa sih?”
Hmm… gimana ya jawabnya?
Via sih mikir, daripada ngitungin angka yang bisa bikin kerutan nambah, mending kita sama-sama bayangin sesuatu yang lebih indah.
Via itu ibarat Xiao Long Nu di mata Yoko.
Yes, Bibi Lung. Misterius, tenang, dan tiap kemunculannya selalu bikin hati deg-degan.
Halo, sayang…
Via akhir-akhir ini lagi suka dengan tone monokrome nih, baik di dalam foto maupun suasana cerita. Nah, kali ini Via mau cerita sedikit lebih dalam soal itu. Bukan cuma karena alasan estetika, tapi karena ada kaitan erat antara monokrome dan dunia fantasi pasutri yang Via dan pasangan jalani di alter, khususnya di Twitter dan Telegram.
Read MoreHai kamu,
Iya kamu yang nyasar (atau sengaja mampir) ke blog ini…
Selamat datang di Via’s Diary — tempat di mana aku bisa lebih lepas bercerita, lebih jujur, dan tentu… lebih nakal.
Buat kamu yang udah kenal aku dari Twitter, pasti udah nggak asing sama nama Miss Via. Tapi di sini, aku nggak cuma sekadar nulis thread 280 karakter. Di blog ini, aku pengen ngajak kamu kenal lebih dalam tentang aku, dunia alter, dan semua yang ada di balik layar akun pasutri yang mungkin selama ini cuma kamu tonton dari jauh.
Read More
Miss Via